Selamat Datang di Website Kami Info Jihad Internasinal

Donasi Untuk Keluarga Mujahid

Sabtu, 30 Oktober 2010

Ramadhan Adalah Bulan Perjuangan, Jangan Malas dan Banyak Tidur!!

(Info Jihad Internasional)_Para pembaca yang diramhati Allah, diantara kekeliruan yang diyakini atau dilakukan kebanyakan orang dibulan Ramadhan adalah: bahwa Ramadhan adalah kesempatan untuk bermalas-malasan, apalagi disejumlah negara jam kerja dikurangi dibulan Ramadhan sehingga mereka mengira bahwa itu merupakan kesempatan untuk banyak tidur dan santai. Apalagi mereka membenarkan perbuatan mereka dengan berdalilkan hadits :


عن عبد الله ابن أبي أوفى رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : نوم الصائم عبادة و صمته تسبيح و عمله مضاعف و دعاؤه مستجاب و ذنبه مغفور .
Dari Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ tidurnya orang yang berpuasa ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipat gandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni

Hadits ini dikeluarkan Imam Baihaqi dari haditsnya Abdullah bin Abi Aufa radhiallahu anhu kelihatannya Imam Baihaqi yang mengeluarkan hadits ini menetapkan keshahihannya, padahal sebaliknya, beliau meriwayatkan hadits tersebut disertai dengan komentar beliau diakhirnya : Ma’ruf bin Hasan – yakni salah satu perawinya – lemah, dan Sulaiman bin Umar An-Nakha’ie lebih lemah darinya.

Berkata Al-Hafiz Al-Iraqi : didalam sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha’ie salah seorang pendusta.
Saya katakan: didalamnya juga ada Abdul Malik bin Umair dimana Adz-Dzahabi menyebutkannya dalam kitab “ Adh-Dhu’afa “.

Berkata Imam Ahmad : haditsnya mudhtharib (tidak tetap).
Berkata Ibnu Ma’in : selalu mencampur adukkan.
Berkata Abu Hatim : dia bukan seorang Al-Hafidz.
Hadits ini juga dilemahkan oleh Syeikh Albani dalam kitab “ Dhoiful Jami’ (no :5972).

Kesimpulan:

Kesimpulannya bahwa derajat hadits ini tidak shahih, tidak pula hasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bisa jadi lemah atau bahkan maudhu’, jadi tidak bisa dijadikan sebagai hujah.

Seandainya hadits ini bisa dijadikan hujah tentu maknanya adalah : Sesungguhnya ketika orang yang berpuasa menghadapi perkara-perkara yang bertentangan dengan hikmah puasa akibat pergaulan dengan masyarakat seperti penyakit dusta, ghibah, melihat kepada yang haram dan semacamnya, lalu dia tidak mampu meninggalkan perbuatan tersebut meski sudah berusaha sekuat tenaga, maka tidurnya disiang hari akan menghindarkannya dari perkara-perkara yang mungkar tersebut, dan itu termasuk salah satu bentuk ibadah.

Dari sisi lain, orang yang lebih mengutamakan tidur ketimbang kegiatan positif yang produktif bertentangan dengan perintah agama, yaitu kewajiban memanfaatkan enerjinya untuk amal kebaikan, demikian juga bertentangan dengan perintah agama yang melarang kita dari sifat lemah dan malas dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Abu Umamah radhiallahu anhu supaya memohon dijauhkan dari kedua sifat itu sehingga terlepas dari kesedihan dan dapat membayar hutangnya sebagaimana riwayat Abu Dawud.

Maka islam adalah agama yang aktif dan produktif. Orang yang berpuasa bisa beraktifitas sesuai kemampuannya. Bahkan para sahabat pun tidak berhenti bekerja walaupun mereka sedang berpuasa, bahkan peperangan-peperangan yang besar terjadi dibulan Ramadhan, terutama perang Badar, Fathu Makah dan lain-lain.

Bulan Ramadhan merupakan bulan ibadah baik siang dan malam, adapun malam dengan sholat tarawih dan membaca Al-Quran, sedangkan malam dengan berpuasa dimana keduanya dapat menjadi syafaat bagi pelakunya di hari kiamat sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai keduanya :

فقال صلى الله عليه وسلم "الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة، يقول الصيام : يا رب منعته الطعام والشهوة بالنهار فشفعنى فيه ، ويقول القرآن : منعته النوم بالليل فشفعنى فيه ، فيشفعان " رواه أحمد والطبرانى والحاكم وصححه ،
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ puasa dan Al-Quran dapat menjadi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat, berkata puasa : Yaa Robku aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat di siang hari, maka jadikanlah aku syafaat baginya, dan Al-Quran berkata : Yaa Robbku aku telah menghalanginya tidur diwaktu malam, maka jadikanlah aku syafaat untuknya, maka keduanya dapat memberi syafaat
HR Imam Ahmad, Thabrani, dan Hakim dan dishahihkannya.

Namun seandainya seseorang tidur sepanjang hari maka puasanya tetap sah asalkan dia mengerjakan sholat tepat waktunya, meskipun tidak sejalan dengan hikmah puasa yaitu berjihad melawan hawa nafsu.

Dalam hadits diatas ada isyarat seandainya malam yang sebenarnya merupakan waktu istirahat saja diisi dengan qiyamul lail dan membaca Al-Quran, maka sudah sepantasnya siang yang bukan merupakan waktu tidur digunakan untuk kegiatan amal sholih yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan.
Jadi sebenarnya tidak ada istilah istirahat dari beramal bagi seorang muslim, karena masih banyak yang kita tinggalkan dibelakang dan harus disempurnakan.
Allah Ta'alaa berfirman:(Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain) [QS Al-Insyirah:7].
Mudah-mudahan Allah Ta'alaa memudahkan amal ibadah kita semua terutama di bulan Ramadhan ini. Amin.
Wallahu a’lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar