Situs telegraph.co.uk menulis bahwa kelompok perlawanan di Waziristan Utara masih menyimpan jenazah Kolonel Imam, 67 tahun atau yang dikenal sebagai Sultan Amir Tarar.
Kolonel Imam diculik pada bulan Maret tahun lalu di salah satu wilayah paling berbahaya di wilayah sabuk kesukuan Pakistan, bersama dengan Asad Qureishi, seorang pembuat film dari Inggris dan Khalid Khawaja, yang juga mantan mata-mata.
Kolonel Imam pensiun dari dinas militer Pakistan, ISI intelijen dan disebut-sebut memainkan perang sentral dalam membentuk kelompok perlawanan di Afghanistan pada saat invasi Soviet tahun 1979, ia kemudian "dipelihara" kelompok Taliban pada tahun 1990-an.
Kolonel Imam juga pernah menjalankan kamp-kamp pelatihan yang didanai CIA pada 1980-an, ia pun melatih banyak komandan Mujahidin saat itu.
Amir Imarah Islam Afghanistan saat ini Mullah Umar disebut-sebut pernah mengikuti pelatihan di kamp-kamp tersebut pada 1985, sembilan tahun sebelum akhirnya ia memimpin gerakan Taliban yang akhirnya menguasai Afghanistan.Kolonel Imam menjadi konsul umum Pakistan di Herat, Afghanistan ketika Taliban akhirnya meraih kekuasaan pada tahun 1995.
Dari ketiga orang yang diculik tersebut, jenazah Khalid Khawaja telah ditemukan terlebih dahulu di sebuah pinggir jalan di Waziristan Utara pada tanggal 30 April, dengan sebuah catatan ditemukan di tubuhnya yang menyatakan bahwa ia bekerja untuk CIA dan ISI.
Sedang Mr Qureshi, yang bekerja membuat film dokumenter untuk Channel 4 sudah dibebaskan pada bulan September tahun lalu. Tinggal jenazah Kolonel Imam yang sampai sekarang masih berada di pihak penculik.
Sumber : Muslimdaily.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar