Mereka sudah memulai proses menuju persidangan dengan bantuan dari pemerintah Libya dan berencana untuk menuntut aksi pembantaian yang dilakukan oleh NATO.
Mohamed Ali Gurari menyatakan bahwa ia kehilangan putrinya Karima, menantunya Abdullah, dan cucunya yang baru berusia tujuh bulan Jumanah serta yang berusia dua tahun Khaled, dalam pengeboman NATO.
NATO menyatakan insiden yang terjadi pada 19 Juni lalu tersebut terjadi karena kesalahan teknis.
Pemerintah Libya mengklaim bahwa terdapat sembilan warga sipil yang tewas dalam insiden itu.
Sambil berdiri di antara puing-puing, Gurari mengatakan, “Jika saya punya kesempatan untuk berbicara dengan David Cameron, saya akan menyuruhnya berhenti. Apakah ini yang dia sebut perlindungan?”
“Dalam waktu kurang dari satu menit seluruh rumah hancur saat mereka sedang tidur.”
Sejauh ini belum ada komentar apapun dari NATO mengenai gugatan yang diajukan oleh Mohamed Ali Gurari dan keluarganya. (Arrahmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar