(Info Jihad Internasional)_SANA'A - Seorang ulama terkemuka Yaman turut serta dalam gelombang tuntutan pemakzulan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dan menyerukan pembentukan negara Islam.
Ulama itu adalah Syaikh Abdul Majid al Zindani, yang disebut-sebut sebagai mentornya Usamah bin Ladin.
Pejabat Amerika sudah menyatakan keprihatinannya atas pernyataan Syaikh Zindani.
Gelombang protes yang menggulingkan pemimpin Tunisia dan Mesir dan sekarang mengancam Libya, Bahrain dan Oman hanya di "wakili" kelompok-kelompok sekuler.
Para pengunjuk rasa di Yaman menyerukan penyingkiran Presiden Ali Abdullah Saleh selama unjuk rasa besar anti-rezim di ibukota Sanaa pada 1 Maret 2011.
Dalam aksi protes tersebut, Syaikh Zindani juga berbicara di panggung terbuka pada hari Selasa, bersama ribuan demonstran lain anti-pemerintah, ia dijaga oleh 10 orang yang membawa AK-47.
"Sebuah negara Islam akan datang," katanya. Seruan Syaikh Zindani tersebut langsung disambut teriakan "Allahu Akbar" oleh para demonstran.
Ia mengatakan "Presiden Saleh berkuasa dengan kekerasan dan tinggal dalam kekuasaan dengan kekerasan, dan satu-satunya cara untuk menyingkirkannya adalah melalui kekuatan dari rakyat."
Namun tidak semua demonstran yang hadir di tempat itu adalah anti-pemerintah. Dalam demonstrasi yang diberi nama "hari kemarahan" tersebut kubu pro-pemerintah juga mengerahkan kerumunan besar pria yang menari-nari di jalan sambil melambaikan belati melengkung tradisional khas Yaman. Para pendukung pemerintah ini juga meneriakkan slogan-slogan "rakyat ingin Ali Abdullah Saleh."
Pejabat pemerintahan Obama di Amerika semakin ketakutan dengan kemungkinan kekosongan kekuasaan di Yaman jika presiden Saleh turun.
Menurut laporan Amnesty Internasional, langkah pemerintah Yaman dalam menghadapi demonstrasi telah meninggalkan 27 orang tewas dalam tiga pekan terakhir.
Terkait :
Ulama itu adalah Syaikh Abdul Majid al Zindani, yang disebut-sebut sebagai mentornya Usamah bin Ladin.
Pejabat Amerika sudah menyatakan keprihatinannya atas pernyataan Syaikh Zindani.
Gelombang protes yang menggulingkan pemimpin Tunisia dan Mesir dan sekarang mengancam Libya, Bahrain dan Oman hanya di "wakili" kelompok-kelompok sekuler.
Para pengunjuk rasa di Yaman menyerukan penyingkiran Presiden Ali Abdullah Saleh selama unjuk rasa besar anti-rezim di ibukota Sanaa pada 1 Maret 2011.
Dalam aksi protes tersebut, Syaikh Zindani juga berbicara di panggung terbuka pada hari Selasa, bersama ribuan demonstran lain anti-pemerintah, ia dijaga oleh 10 orang yang membawa AK-47.
"Sebuah negara Islam akan datang," katanya. Seruan Syaikh Zindani tersebut langsung disambut teriakan "Allahu Akbar" oleh para demonstran.
Ia mengatakan "Presiden Saleh berkuasa dengan kekerasan dan tinggal dalam kekuasaan dengan kekerasan, dan satu-satunya cara untuk menyingkirkannya adalah melalui kekuatan dari rakyat."
Namun tidak semua demonstran yang hadir di tempat itu adalah anti-pemerintah. Dalam demonstrasi yang diberi nama "hari kemarahan" tersebut kubu pro-pemerintah juga mengerahkan kerumunan besar pria yang menari-nari di jalan sambil melambaikan belati melengkung tradisional khas Yaman. Para pendukung pemerintah ini juga meneriakkan slogan-slogan "rakyat ingin Ali Abdullah Saleh."
Pejabat pemerintahan Obama di Amerika semakin ketakutan dengan kemungkinan kekosongan kekuasaan di Yaman jika presiden Saleh turun.
Menurut laporan Amnesty Internasional, langkah pemerintah Yaman dalam menghadapi demonstrasi telah meninggalkan 27 orang tewas dalam tiga pekan terakhir.
Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar