(Info Jihad Internasional)_Penjara federal AS rupanya secara rahasia telah membuka sebuah penjara untuk narapidana muslim. Penjara berkeamanan tinggi ini memantau ketat setiap komunikasi napi dengan dunia luar. Penjara ini pun memicu kritik aktivis HAM.
Penjara ini dibuka di Terre Haute, Indiana, dan di Marion, Illinois sejak 2007 dan memiliki 71 narapidana. Demikian pengakuan Biro Penjara Federal (BOP) kepada AFP, Minggu (6/3/2011). Unit penjara ini dinamakan Communication Management Units (CMU), namun dijuluki sebagai penjara 'Guantanamo North'.
Jaringan radio publik AS, NPR, baru-baru ini merilis nama-nama, kewarganegaraan dan alasan penahanan 86 napi di antara 100 lebih napi yang ditahan. Informasi ini belum pernah dipublikasikan Biro Penjara.
Ternyata terungkap kalau para napi muslim ini terkait tuduhan terorisme. CMU didesain agar para napi kesulitan berkomunikasi dengan dunia luar, dengan alasan mencegah mereka mengatur kelompok atau keuangan mereka dari balik jeruji besi.
"Tujuannya untuk memastikan keselamatan, keamanan dan secara tertib menjalankan fasilitas BOP dan melindungi publik," kata BOP dalam dokumen yang diterima AFP.
Napi muslim biasanya hanya terdapat 6 persen di berbagai penjara di AS. Tapi di CMU jumlahnya mencapai 65-72 persen.
"Ini 10 kali lipat, dan jelas menimbulkan pertanyaan ada apa dengan profil agama mereka," kata pengacara dari Center for Constutional Rights, Alexis Agathocleous.
Agathocleous menjadi kuasa hukum 5 napi dan mantan napi CMU yang menuntut pemerintah AS karena hak mereka untuk berkomunikasi dengan dunia luar telah dilanggar. Dia mengatakan beberapa kliennya tidak pernah terbukti terkait aksi teroris atau melakukan tindakan indisiplin melanggar aturan komunikasi di penjara lain yang pernah mereka tempati.
Mereka mengeluhkan dari 17 napi pertama yang dipindah ke Terre Haute CMU, 15 adalah muslim. Pada Maret 2007, dari 48 napi, 37 adalah muslim. Sementara Jubir BOP, Tracy Billingsley membantah kalau data itu menunjukan sikap diskriminasi SARA.
"Napi ditempatkan di CMU bukan karena agamanya, tapi karena komunikasinya harus dimonitor," kata Billingsley.
Selain muslim, Agahthocleous mengatakan mereka yang dimasukan ke CMU karena aspirasi politik mereka atau karena menantang sistem lembaga pemasyarakatan di AS. Sedangkan berbagai organsisasi HAM juga mengkritik kerahasiaan dalam pembentukan CMU, ketatnya aturan kunjungan dan telepon tanpa penjelasan serta sulitnya mengajukan banding.
Sumber : Muslimdaily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar