(Info Jihad Interanasional)_MARRAKESH, MAROKO - Pemboman di sebuah kafe di kota Marrakesh, Maroko kemarin menewaskan paling tidak 16 orang. Kini, tertuduh utama pemboman tersebut adalah jaringan Al Qoidah.
Menteri Komunikasi Khalid Naciri mengatakan penyelidik akan mengejar semua kemungkinan kaitan dengan Al Qoidah Afrika Utara (AQIM) yang juga beroperasi aktif di wilayah tersebut.
"Semua yang mengarah ke pelaku akan diselidiki, termasik Al Qoidah," katanya.
Empat belas orang, sebagian besar dari mereka adalah orang asing, tewas pada hari Kamis ketika sebuah bom "diduga bunuh diri" meledak di sebuah kafe wisata ramai di Djemaa el-Fna, yang berada di alun-alun utama Marrakesh.
23 orang lainnya luka parah, dua diantaranya meninggal pada Jum'at malam, total korban tewas adalah 16 orang hingga Jum'at.
Sontak, ledakan itu dikutuk sebagai serangan teroris oleh pemerintah Maroko, Amerika dan Perancis. Seorang pejabat Maroko mengatakan serangan itu mungkin dilakukan pembom bunuh diri.
Menteri dalam negeri Taib Cherkaoui mengatakan 14 orang yang tewas pada hari Kamis termasuk 11 orang asing.
Pihak berwenang Perancis mengatakan enam diantara korban yang tewas adalah orang Perancis.
Rabat, Washington dan Paris mengecam serangan dengan apa yang mereka sebut sebagai "teroris", kafe tersebut adalah tempat favorit bagi pengunjung asing di kota wisata yang berjarak sekitar 350 km sebelah selatan ibukota Maroko.
Al Qoidah cabang Maghreb Islam di Afrika Utara memang aktif di negara-negara bagian di kawasan itu, dalam beberapa tahun terakhir mereka melakukan serangkaian penculikan dengan uang tebusan.
Saksi mata mengatakan ledakan itu terjadi di teras kafe Argana yang populer. Bagian teras dan lantai pertama bangunan rusak berat, meja dan kursi berserakan di teras.
Serangan terakhir paling mematikan di Afrika Utara adalah ketika 33 orang tewas oleh 12 pembom bunuh diri di Casablanca pada tahun 2003. Pada tahun 2007 terdapat upaya serangan serupa namun dapat digagalkan pihak keamanan.
Maroko, merupakan sebuah negara berpenduduk 32 juta orang yang ekonominya sangat bergantung pada pariwisata, sebagian besar penduduknya telah terbagi pada pemberontakan pro-perubahan yang melanda dunia Arab sejak akhir 2010.
Seorang pejabat polisi mengatakan, portal telah didirikan di pintu masuk ke kota-kota utama Maroko, "untuk memastikan keamanan internal negara."
Sumber : Muslimdaily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar