(Info Jihad Internasional)_WASHINGTON - Amerika Serikat bekerja di belakang layar untuk membantu Israel menghadapi tuduhan kejahatan perang yang dilakukan selama perang Gaza 2008-2009, Foreign Policymenyatakan pada Selasa (19/4/2011).
Majalah online yang selalu mengulas urusan luar negeri itu mengutip WikiLeaks yang merinci upaya Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice untuk mencegah penyelidikan PBB terhadap dugaan pelanggaran Israel selama konflik.
Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 Israel tewas dalam serangan tiga minggu Israel selama bulan Desember 2008 dan Januari 2009, yang bertujuan menghentikan serangan roket Palestina.
Menurut salah satu memo, Rice berbicara dengan sekjen PBB, Ban Ki moon, selama tiga kali pada tanggal 4 Mei 2009 untuk mendesak agar PBB menghapus rekomendasi penyelidikan yang lebih luas terhadap laporan penyelidikan serangan di Gaza.
Rice menekankan urgensi dibuatnya surat yang isinya bahwa tidak perlu ada tindakan lebih lanjut dan masalah Israel ini, seperti dikutip dari memo diplomatis tersebut.
Ban mengatakan stafnya telah bertemu dengan delegasi Israel dan memanggilnya setelah menyelesaikan pembuatan surat yang diyakini merupakan surat yang memuaskan.
Kemudian, tahun tersebut Israel dan Amerika Serikat mendorong kembali upaya serupa agar Ban menindak penyelidikan perang Dewan HAM PBB, yang dipimpin oleh ahli hukum Afrika Selatan, Richard Goldstone.
Pelepasan probe Goldstone bertepatan dengan upaya AS untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian Israel-Palestina, dan di kabel lain Rice menghubungkan kedua selama pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon.
Dia mendesak dia untuk "membantu kami membantu mereka dengan kemajuan proses perdamaian, mengatakan bahwa laporan tersebut dapat lebih mudah dikelola jika ada kemajuan."
Laporan Goldstone mengatakan ada bukti bahwa Israel dan kelompok mujahidin Palestina telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta mendesak PBB melakukan penyelidikan independen pada kedua belah pihak.
Dua minggu lalu, Goldstone menarik kembali laporannya dan mengatakan informasi baru tentang tindakan militer Israel membuatnya percaya bahwa ia telah keliru dalam menyimpulkan Israel yang menargetkan penduduk sipil selama konflik 22 hari.
Sumber : (Arrahmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar