Oleh: Samir Basim
Ust. Abu bakar baasyir sangat pantas di beri gelar guru bangsa, label teroris baginya adalah jauh panggang dari apinya, artinya ust. Abu bukanlah seorang teroris, semua yang berkaitan dengan itu hanyalah omong kosong belaka. Buktinya dari dulu polisi tak pernah berhasil membuktikan tuduhan tersebut.
Ust. Abu bakar baasyir bisa di jadikan sebagai guru bangsa setidaknya karena delapan hal berikut:
Pertama: ust. Abu bakar baasyir seorang penasehat bangsa dan pejuang islam, beliau konsisten menasehati presiden dan bangsa indonesia untuk kembali kepada islam. Tidak hanya itu, beliau juga menawarkan syariah islam sebagai sumber solusi menyelesaikan berbagai permasalahan di indonesia.
Kedua, ust. Abu bakar baasyir seorang Nasionalis sejati. Bukan Nasionalis semu ala pejabat yang hanya di tunjukkan di wajah tapi berkhianat dengan menjual aset bangsa kepada negara barat. Beliau sangat mencintai tanah air ini. Hal ini dibuktikan dengan sikap beliau yang anti penjajah. AS menjadi musuh nomor wahid baginya, karena negeri paman Sam itu sangat bersifat penjajah dengan mengeruk berbagai hasil bumi negeri indonesia. Sikap ini jauh berbeda dengan presiden kita yang menjilat dan menjadikan AS sebagai negara kedua baginya dan menyatakan mencintainya berserta seluruh kesalahan-kesalahannya.
Ketiga, ust. Abu bakar baasyir anti korupsi, beliau adalah seorang yang zuhud terhadap dunia. Pesantren yang didirikannya tidak dijadikan sebagai ladang memperkaya diri. Realitas ini sangat sulit dicari pada zaman ini di indonesia, dimana pemilik lembaga pendidikan biasanya menjadikan lembaga mereka sebagai alat bisnis dan mesing penghasil uang.
Keempat, ust. Abu bakar baasyir anti nepotisme. Pesantren yang beliau dirikan tidak dijadikan sebagai kerajaan untuk keluarganya, bahkan putra malah merintis pesantren baru di magetan yang bukan pesantren milik ayahnya. Walau dihormati, Putra-putranya juga tidak secara otomatis mendapatkan posisi-posisi penting di pesantrennya, tetapi mereka di letakkan sesuai kadar kemampuan dan usaha kerjasama mereka dalam membangun pesantren.
Kelima, ust. Abu bakar baasyir seorang yang berintelektual tinggi. Beliau mampu mejawab semua pertanyaan yang ditudingkan pada dirinya dengan tepat dan hebat seperti yang beliau tuangkan dalam pledoi dan nota eksepsinya. Semua ini berkat kecerdasan dan intelektualnya di bidang politik dan hukum, dengan argumennya, beliau mampu mengurangkan hukuman dirinya pada zaman Orba sebanyak dua kali dari 20 tahun hingga 4 tahun penjara. Dan bahkan pada persidangan beliau pada kasus tuduhan terorisme dan bom bali, beliau akhirnya di nyatakan bersih dari tuduhan oleh Mahkamah Agung.
Keenam, ust. Abu bakar baasyir seorang ulama sejati dan pemerhati pendidikan. Beliau adalah warganegara yang sangat baik. Bahkan ketika beliau di penjara sekalipun beliau masih menyempatkan diri untuk mendidik dan mendirikan pesantren bagi para Napi yang di dalam penjara yang kemudian diberi nama “pesantren Attaubah” yang bertujuan membina para tahanan agar berakhlaqul karimah. Fenomena di penjara pasca berdirinya pesantren tersebut memang luar biasa, melihat banyak para napi yang akhirnya sadar dan menjadi dekat dengan agama.
Ketujuh, ust. Abu bakar baasyir pemerhati kaum dhuafa. Tidak di ragukan lagi bahwa beliau selalu membantu kaum fakir miskin, anak yatim piatu dan siapapun yang membutuhkannya. Tak jarang kalangan dhuaf yang datang kepada beliau dan meminta bantuan dan beliau akan membantunya dengan sepenuh tenaga. Sungguh banyak cerita-cerita tentang hal ini yang bisa kita dengar dari orang-orang yang selalu bersama dengan beliau.
Kedelapan, ust. Abu bakar baasyir juga seorang politikus bersih dan sejati. Beliau adalah sosok yang sangat menyayangi negeri ini. Oleh karena itu beliau mendirikan Jama’ah Ansharuttauhid (JAT) sebagai Organisasi perjuangan rakyat, bukan mendirikan partai yang selama ini telah nyata tumpul dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
Kedelapan hal tersebut diatas pantas menjadi alasan untuk menyatakan bahwa ust. Abu bakar baasyir menjadi tauladan seluruh bangsa ini, baik muslimnya ataupun bukan. Polisi dan pengadilan hendaknya tidak mengambil keputusan gegabah sehingga terkesan semua ini hanyalah sebuah pengadilan sandiwara titipan asing. Dan kita do’akan semoga ust. Abu bakar baasyir dapat bebas kembali ke masyarakat dan menebarkan nilai-nilai kemuliaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar