Seorang pekerja muslim harus diusir dari tempatnya bekerja, di sebuah perusahaan besar Amerika karena dirinya menolak untuk melepas cadarnya. Dan peristiwa ini menandai serangaian pelecehan terhadap muslimah bercadar yang berpegang teguh terhadap keyakinannya di tempat kerja.
Surat kabar "USA TODAY" melaporkan seorang muslimah bernama Hani Khan yang baru bekerja selama tiga bulan di toko pakaian perusahaan "Hollister" di San Francisco, diusir dari tempat kerjanya karena cadar serta jilbab yang ia kenakan. Perusahaan mengklaim, penampilan Hani Khan melanggar kebijakan perusahaan terkait dengan penampilan para karyawan.
Surat kabar itu melaporkan bahwa ketika Hani Khan menolak untuk melepas cadarnya, ia mendapat kesempatan satu minggu untuk segera melaksanakan keputusan tersebut dengan melepas cadarnya atau ia dikeluarkan dari tempatnya bekerja.
Tidak terima dikeluarkan dari tempatnya bekerja, Hani Khan mengajukan keberatan ke pengadilan terhadap Hollister dan perusahaan induknya, dan menyatakan bahwa kasusnya ini menambah daftar panjang meningkatnya tindakan diskriminasi berdasarkan alasan agama terhadap para muslimah yang bekerja.
Secara umum, perempuan berjilbab ataupun bercadar sering mengalami pelecehan baik di tempat kerja atau tempat-tempat umum, sebuah praktek yang semakin meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan mencapai puncaknya ketika seorang muslimah keturunan Palestina, dilepaskan secara paksa cadarnya di sebuah pasar di kota Chicago pada bulan November lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar