New York: Tindakan Israel yang mengklaim dua tempat suci Islam di wilayah Palestina ke dalam daftar warisannya, sama sekali tidak mendapat tanggapan positif dari UNESCO, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Badan PBB ini menunjukkan ketidaksetujuan atas klaim Israel.
Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, pada Jumat (26/2) menyatakan khawatir atas pengumuman Israel yang memasukkan makam Rachel di Bethlehem dan makam Ibrahimi di Hebron, sebagai tempat suci dan warisan nasional Yahudi.
Di dunia Islam, makam Rachel itu dikenal sebagai Masjid Bilal.
Dirjen UNESCO menyatakan bahwa makam-makam tersebut "memiliki nilai penting dari segi sejarah dan keagamaan, tidak hanya untuk Yahudi, tapi juga untuk Islam dan Kristen."
Irina Bokova juga menekankan posisi UNESCO yang menggariskan bahwa peninggalan budaya harus dijadikan wadah bagi berlangsungnya dialog.
Sebelumnya kekhawatiran juga telah dinyatakan oleh Sekjen PBB dan Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian di Timur Tengah, Robert Serry, yang memperingatkan bahwa tindakan Israel yang mengklaim makam Rachel dan makam Ibrahimi sebagai warisan nasionalnya itu akan merugikan proses pembicaraan damai antara Palestina dan Israel.
Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu telah meminta UNESCO untuk menyelidiki keputusan Israel memasukkan dua tempat suci Islam di wilayah Palestina yang diduduki Israel itu ke dalam daftar warisannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar