Pria yang menyebut dirinya Mullah Akhtar Muhammad Mansour, dan mengaku petinggi kedua dalam tubuh Taliban, terungkap setelah orang lain yang mengetahui Mansour yang asli tidak mengenalinya selama sesi negosiasi, New York Times melaporkan pada hari Senin (22/11).
Pembicaraan rahasia dengan si penipu sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan dimanfaatkan oleh para pejabat tinggi Amerika Serikat untuk mengklaim kemajuan dalam proses diplomasi perang Afghanistan.
Pejabat NATO dan Afghanistan mengatakan kepada New York Times mereka telah mengadakan tiga kali pertemuan dengan pria, yang diduga menerima uang dalam jumlah besar untuk mengambil bagian dalam negosiasi tersebut.
Pemimpin Taliban palsu itu bahkan bertemu dengan Hamid Karzai, presiden Afghanistan di istana kepresidenan di Kabul. Dia diterbangkan ke ibukota secara istimewa dengan pesawat NATO.
Menanggapi hal tersebut, Karzai membantah ia melakukan pertemuan dengan Mansour atau seseorang yang mengaku sebagai Mansour dan menuding laporan tersebut sebagai propaganda media internasional.
"Jangan percaya pada New York Times," katanya geram.
Sementara itu, NATO pun mengatakan pihaknya benar-benar telah optimal memfasilitasi diskusi dengan menyediakan transportasi udara dan mengamankan jalan raya untuk dua pemimpin Taliban lainnya yang berasal dari Pakistan. Status para pemimpin Taliban yang terlibat itu pun diketahui tidak jelas.
Mullah Omar, pemimpin mujahidin Afghanistan, pekan lalu telah membantah laporan tentang keterlibatan pihaknya dalam pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik sembilan tahun. Mullah Omar menyebut kabar itu sebagai rumor yang menyesatkan.
Oktober lalu, Karzai mengkonfirmasi bahwa pembicaraan tidak resmi antara pemerintah dan Taliban yang bertujuan mengakhiri konflik sembilan tahun sudah berlangsung selama "beberapa waktu". Burhanuddin Rabbani, mantan presiden Afghanistan mantan, disinyalir menjadi perantara perdamaian tersebut.
Pembicaraan rahasia dengan si penipu sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan dimanfaatkan oleh para pejabat tinggi Amerika Serikat untuk mengklaim kemajuan dalam proses diplomasi perang Afghanistan.
Pejabat NATO dan Afghanistan mengatakan kepada New York Times mereka telah mengadakan tiga kali pertemuan dengan pria, yang diduga menerima uang dalam jumlah besar untuk mengambil bagian dalam negosiasi tersebut.
Pemimpin Taliban palsu itu bahkan bertemu dengan Hamid Karzai, presiden Afghanistan di istana kepresidenan di Kabul. Dia diterbangkan ke ibukota secara istimewa dengan pesawat NATO.
Menanggapi hal tersebut, Karzai membantah ia melakukan pertemuan dengan Mansour atau seseorang yang mengaku sebagai Mansour dan menuding laporan tersebut sebagai propaganda media internasional.
"Jangan percaya pada New York Times," katanya geram.
Sementara itu, NATO pun mengatakan pihaknya benar-benar telah optimal memfasilitasi diskusi dengan menyediakan transportasi udara dan mengamankan jalan raya untuk dua pemimpin Taliban lainnya yang berasal dari Pakistan. Status para pemimpin Taliban yang terlibat itu pun diketahui tidak jelas.
Mullah Omar, pemimpin mujahidin Afghanistan, pekan lalu telah membantah laporan tentang keterlibatan pihaknya dalam pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik sembilan tahun. Mullah Omar menyebut kabar itu sebagai rumor yang menyesatkan.
Oktober lalu, Karzai mengkonfirmasi bahwa pembicaraan tidak resmi antara pemerintah dan Taliban yang bertujuan mengakhiri konflik sembilan tahun sudah berlangsung selama "beberapa waktu". Burhanuddin Rabbani, mantan presiden Afghanistan mantan, disinyalir menjadi perantara perdamaian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar