(Info Jihad Internasional)_BAGHDAD - Kurang dari dua pekan setelah serangan berdarah di sebuah gereja yang meninggalkan puluhan orang mati, serangkaian bom meledak di luar rumah komunitas Kristen di Baghdad pada Selasa malam dan Rabu pagi, serangan terokoordinasi di gereja tersebut adalah yang pertama kali terjadi sejak invasi pimpinan Amerika mulai tahun 2003.
Salah satu rumah yang terkena serangan kemarin padahal masih terpasang spanduk berduka atas kematian seorang anggota keluarganya yang tewas saat pengepungan di gereja.
"Itulah bagaimana mereka bisa tahu mengenai keadaan kita," kata Kareem Butras, seorang veteran yang kakak iparnya merupakan salah satu dari 58 korban tewas dalam pengepungan 31 Oktober kemarin di gereja Our Lady Salvation, sebuah gereja Katolik Suriah.
Serangan-serangan terbaru ini telah membuat orang Kristen Irak untuk lebih sesegera mungkin meninggalkan negara itu.
"Kami tidak tahu siapa musuhnya, kapan ia datang, pagi atau malam," kata Sami Bahnam, 40 tahun, yang menyaksikan sebuah bom meledak di luar rumahnya pada Rabu pagi. "Kami tidak ingin mencapai titik dimana seseorang meninggal dan kami kemudian berkata, mengapa kita tidak meninggalkan negara ini secepatnya?"
Setidaknya empat orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka dalam serangan kemarin yang melibatkan sekitar 14 bom dan dua mortir, menurut Departemen Dalam Negeri.
Pendeta Meyassr al-Qaspotros, yang sepupunya juga seorang pendeta tewas dalam serangan di gereja Our Lady of Salvation, mengkritik para ulama Sunni yang tidak mencela serangan itu. Beberapa pemimpin Syiah, termasuk Grand Ayatollah Ali al-Sistani telah melakukannnya (mencela serangan Al Qoidah_red).
Para pejuang Sunni dari Daulah Islam Irak telah mengklaim dan memuji serangan terhadap gereja itu dan mereka berjanji akan ada lebih banyak serangan lebih pahit yang akan datang.
Pastor Qastopros yang melayani gereja Kudus Yesus mengatakan "Para ulama Syiah membela bersama kami, tapi ulama Sunni tidak."
Pastor Qastropos juga mengatakan anggota gereja Kudus Yesus juga telah mengungsi, tapi ia takut mereka bisa menjadi target untuk serangan lain, padahal target serangan pertama adalah gereja Katolik Suriah bukan gereja Kudus Yesus menurutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar