(Info Jihad Internasional)_BEIRUT – Aparat keamanan Suriah yang melakukan tindakan brutal terhadap para demonstran di berbagai bagian negeri menyebabkan sedikitnya 44 orang tewas pada hari Jumat (20/5/5/2011), sehingga hari ini dinobatkan menjadi hari paling mematikan sejak pemberontakan terhadap rezim Presiden Bashar Assad dimulai dua bulan yang lalu, sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan, Sabtu (21/5).
Sementara itu, rezim Suriah menyalahkan “kelompok-kelompok demonstran bersenjata” yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Organisasi Nasional untuk Hak Asasi Manusia di Suriah, yang dipimpin oleh Ammar Qurabi di Turki, mengatakan bahwa sebagian besar kematian terjadi di provinsi utara Idlib dan daerah pusat Homs.
Pada hari Jumat (20/5), ribuan warga Suriah menentang tindakan keras pemerintah yang tak henti-hentinya melakukan tindakan brutal terhadap para demonstran. Pihak berwenang menanggapi demonstrasi dengan amunisi, sehingga menyebabkan jatuhnya sejumlah korban, kelompok HAM ini menyatakan.
Kematian terbaru membawa minimal 900 jumlah warga sipil tewas sejak pemberontakan dimulai, menurut tallies kelompok hak asasi manusia.
SANA mengatakan pada Sabtu (21/5) bahwa “kelompok-kelompok bersenjata yang mengambil keuntungan dari pertemuan damai” menembak 17 warga sipil, polisi, dan anggota militer pada hari Jumat (20/5) di Idlib dan Homs hingga tewas.
SANA mengutip seorang pejabat Departemen Dalam Negeri yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu di Lebanon, seorang pejabat keamanan mengatakan ribuan tentara Suriah yang ditempatkan di perbatasan utara Lebanon berusaha untuk mencegah aliran pengungsi Suriah ke negaranya.
Pada saat yang sama, NOHR melansir bahwa korban tewas pada insiden Jumat (20/5) lebih besar. Menurut NOHR, 13 orang dilaporkan tewas di Homs, 26 di Idlib, satu di Latakia, dua di timur laut kota Deir el-Zour. (Arrahmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar