Tidak diragukan in lagi, kematian Usamah tentu dirasakan berbeda oleh dunia Islam dan dunia non-Islam (misalnya Amerika Latin),bahkan secara pribadi, hampir kebanyakan pendukung Usamahmenyesalkan kematian sang pejuang yang selalu dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap imperialisme Barat. Tidak seperti Saddam Hussein dan ikon perlawanan yang lain, Usamah Bin Laden meninggal dunia dengan bertempur seperti seorang mujahid, seperti pepatah lama mengatakan “orang yang hidup dengan pedang, matipun juga karena pedang”.
Berangkat dari cara menjijikkan media barat yang selalu menyoroti 3000 korban tewas dalam 9 / 11, seolah-olah memberi pesan kalau kehidupan Amerika dan barat lebih berharga daripada yang lain. Pesan tersebut kemudian ditafsirkan secarasederhana, yaitu keterkaitan Usamah dan 9 / 11, tidak ada pelaku lain dan tidak ada faktor lain kecuali pasti mengarah kepada sang legenda tersebut. Padahal, cerita yang beredar keseluruhannya adalah palsu, salah satunya ketika mereka mengatakan 9 / 11 menandai awal konflik barat dan dunia Islam, padahal sesungguhnya konflik sudah terjadi sejak akhir Perang Dunia Pertama, ketika Arab yang menginginkan kemerdekaan seluruh wilayah Arab dikhianati oleh sekutu mereka pada perjanjian Sykes-Picot (16 Mei 1916) dan kemudian dibagi-bagi sesuai kepentingan kolonialis, yang memfasilitasi migrasi Zionis ke Palestina, membuka jalan bagi pendirian negara Israel. Akhirnya, orang Arab justru dihargai dengan berdirinya negara Israel.
Yang lebih tidak masuk akal tentang kisah Bin Laden dan 9 / 11 adalah dimana Amerika mengaku sebagai korban.Pengakuan tersebut mungkin membuat anda tertawa. Bagaimana tidak, anda harus membayangkan tentara AS berpakaianlayaknya orang biasa, bukan tentara AS yang membunuh warga Irak untuk bersenang-senang, sebagaimana yang dapat anda saksikan dari video-video mengerikan dari penjara Abu-Ghraib, Irak yang bocor ke internet.
Sebelum 9 / 11, 500.000 anak-anak Irak tewas karena sanksi embargo barbar AS, kemudian pasca 9 / 11 hampir satu juta warga Irak tak berdosa tewas karena mitos nuklir yang dimiliki Irak. Sampai saat ini, tidak ada perang-perang ilegal AS kecuali dibangun berdasar kedustaan.
Kedustaan yang sama juga terjadi ketika AS menyebut Usamah seorang teroris dimana mereka justru membunuh lebih banyak warga sipil di Irak, Palestina dan Afghanistan setelah 9 / 11. Demikian juga, ketika AS menyebut Usamah menganut suatu agama fanatik yang munafik bersamaan dengan pernyataan George Bush yang mengklaim berbicara atas nama Tuhan untuk memulai perang terhadap rakyat tak berdosa di Irak. Sungguh ironis karena 'cinta' Tuhan menurut Kristianibukan melakukan peperangan kepada musuh, tetapi untuk memberikan pipi yang lain kepada mereka.
Terlepas dari dari cara yang digunakan oleh Usamah dan anak buahnya, sebagai individu ia lebih baik daripada George Bush, seorang pria setengah buta huruf dengan masalah minuman keras yang sering membuat malu negaranya karenaberbagai laporan konyolnya. Usamah juga memiliki integritas lebih dari Tony Blair, karena Usamah tidak pernah berbohong dan murah hati dengan kekayaannya, selalu membantu yang membutuhkan sebagaimana diuraikan oleh Jason Burke dalam bukunya ‘Al-Qaeda’.
Pertanyaan yang paling penting dari pemaparan saya adalah, apakah Usamah berhasil atau gagal total di dalam perjuangannya selama ini. Semua jawaban tergantung pada bagaimana Anda mendefinisikan kesuksesan dan kegagalan, tetapi kita dapat terhindar dari perdebatan dengan melihat tujuan utamanya. Pertama, perjuangan Usamah bertujuan menciptakan kebangkitan Arab dan ini tidak pernah terwujud, meskipun perang yang dilancarkan atas Irak dan peristiwa mengerikan Abu-Ghraib, massa di dunia Islam atau Arab tidak memberontak. Pemberontakan justru kita lihat dalam revolusi baru-baru ini mengguncang dunia Arab, di mana massa di setiap negara menuntut terwujudnya pemerintah demokratis yang bebas dari korupsi dan nepotisme. Selain itu massa menginginkan kebebasan dan demokrasi sekuler daripada sebuah kekhalifahan atau Imarah Islam, mereka tidak lagi membakar bendera Amerika dan meneriakkan slogan-slogan anti-Barat, karena menurut mereka, mereka perlu mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah di rumah mereka sendiri.
Kedua, Usamah gagal menggulingkan rezim apapun di dunia Islam dan arab. Hal ini terjadi karena ia salah membaca situasi, sementara simpati yang banyak tertuju kepadanya tidak dibarengi dengan dukungan pembentukan sebuah negara Islam atau sebuah Emirat Islam. Semua ini menunjukkan pendirian negara Islam harus melibatkan massa di dunia Arab secara politis, sehingga keadaan seperti itu dapat mengatasi berbagai masalah yang memecah dunia Arab dan Islam, danakhirnya membawa kesatuan.
Yamin Zakaria (Abu Usamah),London, Inggris
Sumber : (Muslimdaily)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar