Pengunjuk rasa anti-pemerintah di Suriah merencanakan demonstrasi lebih lanjut selama seminggu mendatang, tak gentar oleh operasi keamanan yang melakukan kekerasan terhadap mereka.
Aktivis, bersumpah untuk menjaga tekanan kepada rezim Presiden Bashar al-Assad, menyebutkan “minggu memecahkan pengepungan”, dimulai di Deraa pada Minggu (1/5/2011) dan sekitar ibukota Damaskus padaSenin (2/5).
Mereka menambahkan bahwa kebrutalan yang dilakukan tentara keamanan di selatan kota Deraa dan di pingguran Damaskus, Douma oleh perintah otoritas dalam upaya membubarkan protes, belum pernah terjadi sebelumnya.
Ratusan orang tewas dalam minggu-minggu pertama sejak aksi protes meletus, mengguncang rezim berkuasa.
Unjuk rasa besar-besaran direncanakan akan dilakukan di kota-kota utara, Banias dan Jableh hari ini (3/5), sementara protes keesokan harinya akan dilakuan di Homs, Talbisseh dan di Tall Kalakh yang berbatasan dengan Lebanon.
Seruan untuk turun ke jalan semakin menguat saat aparat keamanan terus mengerahkan kekuatannya kepada para pengunjuk rasa.
Mengutip seorang sumber di Deraa, Al Jazeera melaporkan situasi di kota itu tetap tegang meski tank penembak telah berhenti beroperasi.
“Pasukan keamanan sedang mengintensifkan pencarian di rumah-rumah untuk melakukan pencarian dan penangkapan acak.”
Ratusan orang telah ditangkap, pemerintah mengonfirmasikan telah menangkap 149 orang di kota Deraa.
Deraa telah diblokade ketat sejak Senin, ketika tentara masuk dan didukung oleh penembak jitu dan tank.
“Di Deraa, orang masih bersembunyi di rumah mereka, komunikasi masih terputus, tidak ada listrik, tidak ada yang dapat masuk dan keluar,” lapor Al Jazeera.
Deraa merupakan kota di mana protes dimulai dan menjadi simbol pembangkangan dan perlawanan. Tapi tak peduli seberapa panik dan khawatir, rakyat di sana mengatakan bahwa semangat mereka masih tinggi. (Arrahmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar