Surat kabar itu mengatakan bahwa “Pakistan khawatir tentang jalur helikopter AS yang menyebrang ke wilayah Pakistan, melancarkan serangan tanpa konfirmasi pada tempat persembunyian Osama (menurut klaim Obama-red) dan pergi tanpa memberitahu, baik kepada pihak pemerintah maupun badan keamanan.”
“Hanya sedikit (dalam kepemimpinan militer Pakistan) yang percaya terhadap apa yang telah dicapai Amerika. Di balik itu, pimpinan militer Pakistan khawatir tentang dampak dari operasi Amerika,” ujar harian itu.
Menurut Times of India, AS tidak berniat untuk meminta maaf atas tindakan pasukan khusus di wilayah mereka, karena, menurut juru bicara untuk administrasi Washington, Jay Carner, “bin Ladin merupakan musuh nomor satu bagi Amerika Serikat”.
Sementara itu, tidak setiap orang berbagi fakta bahwa Pakistan tidak mengetahui tentang operasi AS (menurut klaim Obama-red). Hal ini tidak mengesampingan bahwa dengan apa yang dilakukan Obama Washington hanya mencoba untuk mengkritik sekutunya, mengatakan bahwa Islamabad tidak terlibat dengan urusan Obama menyerang Syaikh Usamah.
Perlu diingat bahwa pada awalnya Obama menunjukkan bahwa pemerintah Pakistan memberikan bantuan yang sangat berharga dalam operasi untuk membunuh Syaikh Usamah. Selain itu, seperti yang dilaporkan sumber Pakistan, sekitar satu jam sebelum serangan yang diduga dilancarkan oleh pasukan khusus AS bahwa di bawah perintah jika lampu militer di wilayah itu dimatikan, dimana Syaikh bin Ladin “tinggal”.
Selain itu, laporan berita dari kedua media di Pakistan dan Amerika mengklaim bahwa Amerika menyerahkan “anak-anak bin Ladin” ke Pakistan, karena mereka tidak bisa membawa mereka akibat kerusakan yang dialami oleh satu helikopter AS” namun tidak ada satu pun militer Pakistan yang mencoba menahan mereka.
Obama melakukan operasi di wilayah militer Pakistan, beberapa ratus meter dari akademi militer di mana setidaknya tiga resimen tentara Pakistan berada di daerah yang sangat kecil.
Semua fakta ini meragukan laporan bahwa Pakistan tidak tahu tetang dugaan serangan akan datang dari Amerika, apalagi bahwa Amerika secara teratur membom wilayah Pakistan melalui serangan pesawat tak berawak sesuai dengan perjanjian bilateral, sementara Islamabad membuat beberapa pernyataan bermakna mengutuk serangan ini. (Arrahmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar