Bilal
Sabtu, 8 September 2012 09:00:51
JAKARTA (Arrahmah.com) - Pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai bahwa 86 persen mahasiswa di 5 kampus ternama di Jawa menolak Pancasila, mendapat pertentangan dari angkatan muda Golkar.
Sekretaris Jenderal Angkatan Muda Majelis Dakwah Indonesia (AM-MDI) Partai Golkar Ton Abdillah Haz menilai, Ansyaad terlalu mengeneralisir masalah itu.
Namun, Ton yang sebelumnya menjabat Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), ini justru melihat sebaliknya. Ia mengklaim nasionalisme dan penolakan terhadap gerakan radikalisme di kampus justru sedang menggeliat.
"Coba lihat saja kongres-kongres mahasiswa. Semuanya mengangkat tema nasionalisme," katanya, di Jakarta, Jumat (7/9) seperti dikutip inilah.com.
Ton tidak menampik ada sejumlah mahasiswa yang tertarik untuk masuk dalam gerakan jihad. Namun, tidak semua dan hanya segelintir saja.
"Tidak tepat mengatakan 86 persen mahasiswa menolak Pancasila. Kami mempertanyakan itu," pintanya.
Menurut dia, rasa nasionalisme di kalangan mahasiswa tetap terjaga. Bisa terlihat dari aksi-aksi penolakan mereka terhadap perilaku korup para elit.
"Bahkan obrolan warung kopi pun tentang nasionalisme," terangnya.
Apa yang disampaikan Ansaad, baginya justru membahayakan kehidupan akademis. Banyak orang tua yang khawatir dan justru menghindari ketika anaknya aktif di jemaah masjid kampus.
Padahal, agama terutama Islam, tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa dan kehidupan berbangsa dari era jelang kemerdekaan hingga sekarang.
"Ini sangat berbahaya bagi jemaah kampus, orang tua mahasiswa akan memilih tidak memasukkan anak-anaknya," katanya.
Juga termasuk akan merusak reputasi organisasi kepemudaan terutama yang berlandaskan agama.
"Ini juga membuat orang tua melaran anaknya gabung di HMI, PMII maupun IMM. Kami (generasi muda, red) mendukung 4 pilar kok," pungkas Ton.
Sebelumnya, dalam rapat kerja BNPT dengan Komisi III DPR, BNPT melansir bahwa 5 universitas ternama di Jawa sebanyak 86 persen mahasiswanya menolak Pancasila sebagai dasar negara. (bilal/arrahmah.com)
Baca Juga:
- BNPT tuding kampus dan tempat ibadah telah dikooptasi Radikalisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar