Bilal
Sabtu, 1 September 2012 15:10:41
JAKARTA (Arrahmah.com) - Dewan Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia ( DPP ABI) mengecam segala pernyataan yang dikeluarkan Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI).
Menurut ABI, beberapa pernyataan yang dilontarkan MIUMI,termasuk soal syiah di Sampang,Madura bisa memicu pertikaian dan memecah persatuan bangsa.
"MIUMI itu wahabi takfiri,pernyataan dan sikapnya menimbulkan kebencian. Harus diwaspadai,"ucap Sekretaris Jenderal DPP ABI, Ahmad Hidayat,saat menggelar konfrensi pers soal Syiah di Sampang,di gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (31/08/2012) seperti dikutip hidayatullah.com.
Selain itu, Ahmad Hidayat juga melontarkan tuduhan keji yang terkesan ketidaksukaannya pada lembaga yang baru berdiri kurang dari satu tahun ini
"Kalau ada kelompok seperti MIUMI,ini jelas antek-antek Yahudi, Zionis dan Komunis. Mereka ingin melihat bangsa ini tercabik-cabik," tegasnya.
Dalam waktu dekat ini DPP ABI mengaku akan melayangkan surat terbuka kepada Presiden. Inti dari surat tersebut yakni, Syiah di Indonesia menginginkan agar pemerintah memberikan perlindungan dan berperilaku adil. ABI juga menuduh fatwa MUI Jatim sebagai biang kerusuhan Sampang, meski fatwa tersebut mendapat dukungan ormas-ormas Islam, termasuk NU dan Muhammadiyah.
Seperti diketahui, MIUMI dideklarasikan di Jakarta dengan dihadiri 15 inisiator utama yang diantaranya Hamid fahmy Zarkasyi atau Gus Hamid salah seorang staf pengajar di Pesantren Gontor dan Kiyai M. Idrus Romli seorang pengurus NU di Jawa Timur dan sejumlah tokoh-tokoh Islam serta politikus. Di antaranya ada Pimpinan Umum PP Muhammadiyah, Dr. Din Syamsuddin, Dr. Hidayat Nur Wahid juga Bambang Widjajanto. Â
Pada acara deklarasi, Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), bahkan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua MUI Dr Din Syamsuddin menyambut baik kelahiran organisasi kumpulan kalangan cendekiawan Muslim dari berbagai ormas Islam ini. (bilal/arrahmah.com)
Baca Juga:
- MIUMI : Ketua Ahlul Bait Indonesia lakukan fitnah dan pembohongan publik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar