Beberapa orang Palestina terluka buntuk bentrokan antara penduduk Palestina dengan militer Israel di selatan Tepi Barat, tepatnya di kota AL Khalil, Kamis 25 Februari. Bentrokan ini dipicu keputusan pencatutan 2 masjid bersejarah di Tepi Barat menjadi warisan budaya Yahudi.
Pasukan Israel menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa yang bersenjatakan batu. Protes terjadi di daerah Jabal Jaouhar, alaun-alaun Tareq bin Ziyad dan dikrit At Takruti di selatan kota Al Khalil.
Pasukan penjajah Israel memukul para pengunjuk rasa dengan pentungan dan menangkap 2 pemuda Palestina. Menurut keterangan pejabat zionis Yahudi, penangkapan tersebut dilakukan dalam bentrokan yang terjadi di Hebron karena unjuk rasa yang 'ilegal'.
Pemerintah Palestina menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan Israel karena mencaplok 2 masjid bersejarah di Tepi Barat sebagai warisan budaya Yahudi yang akan segera direnovasi.
Sebelumnya Perdana Mentri Hamas Ismail Haniyah menyerukan kepada penduduk Palestina yang berada di Tepi Barat untuk 'bangkit' melawan rencana Israel menjarah 2 masjid bersejarah di wilayah Palestina, Selasa 23 Februari.
Pada hari Ahad, PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa 2 masjid di Hebron dan Al Quds merupakan bagian dari warisan budaya Yahudi yang akan direstorasi ulang. Dia menganggap ke dua masjid tersebut merupakan bekas dari kuburan Rachel dan Patriarchs.
"Keputusan (Netanyahu) memerlukan respon di Tepi Barat dan rakyat harus bangkit untuk menghadapi pendudukan Israel dan mematahkan belenggu dalam menghadapinya," tutur Usmail Haniyah kepada para wartawan.
"Proyek tersebut bertujuan untuk menghilangkan identitas kita, menghilangkan monumen Islam dan mencuri sejarah kita," tambahnya.
Sebelumnya Hamas pernah menyerukan seruan intifadhah/perlawanan bagi penduduk Palestina di Tepi Barat sejak kelompok pejuang tersebut berhasil menguasai jalur Gaza.
[muslimdaily.net/ptv]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar