MARJAH (Arrahmah.com) - Presiden Hamid Karzai mendesak NATO untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil dalam operasi tempur untuk 'mengamankan' Marjah, tempat yang didinyalir sebagai benteng pertahanan mujahidin Afghanistan.
Pasukan NATO berulang kali berdalih bahwa mereka ingin mencegah korban sipil tetapi mengakui bahwa hal itu tidak selalu mungkin. Pada hari Sabtu (20/2), aliansi mengatakan tentaranya membunuh warga sipil lain di wilayah Marjah, dan menjadikan korban sipil yang tewas selama operasi berjumlah 16 orang.
Saat berbicara dalam pembukaan sidang parlemen Afghanistan di Kabul, Karzai mengangkat foto seorang anak berusia 8 tahun yang kehilangan 12 saudaranya akibat serangan roket NATO pada hari kedua serangan Marjah, yang dimulai 13 Februari.
Karzai mengatakan NATO telah mencapai kemajuan dalam mengurangi korban sipil dan berterima kasih pada Jenderal Stanley McChrystal karena telah mau "berdiri bersama kami untuk jujur dalam upaya ini." Namun Karzai mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran.
"Kita perlu mencapai titik di mana tidak ada lagi korban sipil," kata Karzai.
Sejauh ini terdapat 12 tentara NATO yang tewas dalam operasi Mushtarak, dan Marinir AS mengatakan laporan intelijen yang menunjukkan ada lebih dari 120 mujahidin yang telah meninggal. NATO melaporkan pada hari Sabtu bahwa salah satu pasukannya sehari sebelumnya oleh roket di Afghanistan timur tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebagian besar kematian warga sipil terjadi pada hari kedua operasi, saat sepasang roket menghantam sebuah bangunan di pinggiran kota, menewaskan 12 orang, termasuk keluarga dari gadis yang berusia 8 tahun. Aliansi mengatakan roket pertama menyimpang 300 meter (meter) dari jalur tetapi kemudian mengakui mereka menembak sasaran yang dimaksud.
Tewasnya warga sipil ini terjadi pada Jumat setelah salah seorang warga membawa sebuah kotak yang isinya ditakuti oleh prajurit NATO sebagai bom. Setelah diselidiki, menurut NATO, kotak itu berisi bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat bom tapi tidak ada bahan peledak.
"Ini benar-benar sebuah insiden yang patut disesalkan, dan kami berbelasungkawa kepada keluarga korban," kata juru bicara NATO, Kapten Jane Campbell, mengatakan dalam sebuah pernyataan. (althaf/afp/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar