Selamat Datang di Website Kami Info Jihad Internasinal

Donasi Untuk Keluarga Mujahid

Senin, 22 Februari 2010

Untuk Pertama Kalinya AS Akui Kekalahan dalam Pertempuran Melawan Imarah Islam Afghanistan

MARJAH (Arrahmah.com) - Operasi militer besar-besaran yang dilakukan AS, NATO dan para budak mereka melawan mujahidin Imarah Islam Afghanistan di Marjah, Provinsi Helmand, kemungkinan akan terus berlanjut sampai 12 hingga 18 bulan ke depan, seperti yang dikutip dari statemen David Petraeus.

Ia mengatakan operasi saat ini memasuki minggu kedua, ia mengklaim ini hanyalah awal dari "kampanye panjang" dan ini adalah bagian dari strategi AS untuk memerangi gerilyawan di Afghanistan.

Petraeus dengan menyesal harus mengakui bahwa operasi yang dinamai "Mushtarak (bersama)" tersebut berjalan sangat lambat dari yang seharusnya dan sangat sulit diprediksi kapan akan berakhir.

Ia mengatakan, "kehilangan, ketidakberuntungan akan dialami oleh militer AS dan sipil."

Sejauh ini AS dan NATO hanya mengklaim kematian 14 tentaranya di Marjah, namun Imarah Islam Afghanistan melaporkan lebih dari 100 tentara telah tewas dan terluka dalam operasi tersebut.
Menurut media Imarah Islam Afghanistan, sekitar 22 tentara penjajah AS dan tentara boneka Afghan tewas dalam sebuah serangan bom di Marjah dari Sabtu malam hingga Minggu malam.

Sedikitnya 4 tank AS menjadi target, dua diantaranya dihantam ledakan di daerah Malik Wazir Char Rahi dan Bargazu pada Sabtu (20/2), dua tank lainnya menjadi santapan ledakan bom di daerah Lowi Char Rahi dan Sefen pada Minggu (21/2).

Sedikitnya 15 tentara AS tewas bersama dengan rusaknya tank-tank mereka.

Sebuah pesan yang penting diperhatikan datang dari Belanda pada minggu ini.  Pemerintah Belanda menyatakan akan menarik mundur pasukan mereka dari Afghanistan pada musim panas tahun ini.  Berakhirnya partisipasi Belanda dalam perang Afghanistan dikarenakan tengah terjadi krisis politik di negara tersebut.

Tak mampu membalas perlawanan mujahidin Imarah Islam Afghanistan, AS dan NATO melampiaskannya dengan membunuh sipil termasuk anak-anak dan perempuan.  Sekitar 27 sipil tewas dan 15 terluka dalam sebuah serangan udara di wilayah Afghanistan Selatan.  Mereka tengah berada dalam sebuah minibus saat militer penjajah melancarkan serangannya. (haninmazaya/KC/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar