AMMAN - Satu lagi negeri Muslim menjadi boneka NATO, mendukung tentara pendudukan AS dan NATO dalam perang di Afghanistan yang sejatinya perang melawan kaum Muslim.
Otoritas Jordania mengatakan bahwa mereka telah melatih sekitar 2.500 tentara khusus Afghan, namun mereka menambahkan pelatihan ini masih dalam tahap percobaan untuk menjawab permintaan NATO terhadap Jordania.
"Jordan telah melatih 2.500 tentara Afghan. Mereka telah selesai melaksanakan pelatihan dan siap diterjunkan ke lapangan," ujar Menteri Informasi Jordan, Nabil Sharif dalam konferensi pers seperti yang dilansir AFP.
Seorang anggota militer Jordan mengatakan bahwa pelatihan menghabiskan waktu selama tiga tahun namun ia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Berkata mengenai pelatihan untuk tentara Afghan, Sharif mengatakan bahwa "Kerajaan belum
menjawab seluruh permintaan NATO."
Jordan mengumumkan bahwa mereka telah diminta untuk memimpin pelatihan saat kedatangan Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen ke Amman pada Maret lalu.
Pemimpin tentara khusus Jordan, Brigadir Ali Jaradat mengatakan bahwa 1.500 tentara termasuk tentara "anti-teror" dari Afghanistan dan Irak telah dilatih di Pusat Pelatihan Operasi Khusus King Abdullah.
"Tentara paling banyak berasal dari negara-negara Arab dan negara lain telah menerima pelatihan di tempat tersebut," ujarnya.
Jordan mengakui mereka mulai mengambil peran dalam perang melawan "terorisme" di Afghanistan setelah serangan mematikan di kamp Chapman yang menewaskan seorang agen intelijen senior Jordan pada Januari silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar