KABUL - Mujahidin Imarah Afghanistan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan Bagram yang selama ini dioperasikan oleh AS. Dalam serangan ini, mujahidin menyatakan bahwa sekitar 60 pasukan salibis Amerika tewas.
Militer AS membenarkan bahwa telah terjadi serangan sebelum fajar di pangkalan udara Bagram. Namun, militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya ada satu kontraktor yang tewas dan sembilan orang lainnya luka-luka.
"Sembilan tentara Amerika luka-luka, dan salah satu bangunan di pangkalan mengalami kerusakan ringan," sebagaimana dibacakan dalam pernyataan itu.
"Hampir selusin penyerang dan seorang pekerja kontrak AS tewas dalam kejadian."
Sementara itu, juru bicara mujahidin, Zabiullah Mujahid, melaporkan bahwa 20 orang mujahid yang melakukan operasi tersebut. Berdasarkan keterangan Zabiullah, tujuh mujahid melakukan aksi istisyhad dan 13 mujahid lainnya masuk ke dalam pangkalan.
Dalam insiden terpisah, sebuah bom pinggir jalan menewaskan sedikitnya dua tentara pimpinan Amerika di Afghanistan selatan.
Mujahidin pun mengatakan pihaknya telah menghancurkan dua tank NATO di Provinsi Badgis di barat laut, dan menewaskan beberapa tentara asing.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan belum lama ini, lebih dari seribu pasukan pimpinan Amerika di Afghanistan telah kehilangan nyawa mereka sejak invasi 2001 yang diluncurkan dengan tujuan 'resmi' untuk membatasi 'militansi' dan membawa perdamaian dan stabilitas negara.
Namun, sembilan tahun kemudian dalih itu tidak pernah terbukti di Afghanistan dan tidak sedikit warga sipil Afghan yang terus menjadi korban kekejian AS dan sekutu-sekutunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar