KABUL - Komandan NATO sangat khawatir mengenai meningkatnya kematian tentara asing di Afghanistan akibat serangan mujahidin. Ia memperingatkan kemungkinan jumlah korban di tubuh tentara koalisi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya serangan "militan".
Menurut klaim NATO, perang di Afghanistan yang digaungkan AS sejak 2001 silam, telah memakan korban 1.100 tentara AS dan lebih dari 600 tentara koalisi.
NATO juga kini harus bertanggungjawab untuk melatih ratusan tentara boneka Afghan hingga tahun mendatang.
Sejauh ini NATO setuju akan mengirimkan lebih banyak pelatih, namun mereka hanya mampu mengirimkan sekitar 450 pelatih dari 5.200 yang dibutuhkan.
Misi pelatihan ini kini menjadi prioritas utama NATO dengan dalih agar tentara Afghanistan suatu hari nanti siap mengendalikan keamanan negerinya sendiri.
Setelah menghadapi kekalahan bertubi-tubi, petinggi AS dan negara-negara Eropa mengklaim bahwa kesuksesan di Afghanistan tergantung pada tentara dan polisi Afghan.
Melindungi sipil Afghan juga diklaim menjadi prioritas NATO. Namun fakta dilapangan mengatakan bahwa kematian sipil Afghan terus meningkat tajam akibat serangan NATO akhir-akhir ini. Seperti biasa militer kafir ini selalu berkilah dan mengatakan bahwa kematian para sipil tersebut akibat kecelakaan, tidak disengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar