WASHINGTON - Sebuah langkah baru ditempuh Obama untuk merubah pola hubungan negaranya dengan dunia Islam. Obama menyediakan negaranya sebagai tuan rumah bagi Konferensi Entepreneur Muslim. Obama mencanangkan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Muslim.
Namun beberapa pemerhati memandang bahwa konferensi ini yang dihelat selama dua hari dan dihadiri oleh 250 duta dari 60 negara untuk membahas program-program unggulan dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Muslim malah akan terbanjiri dengan perbincangan seputar isu-isu sensitif di Timur Tengah, seperti isu perdamaian Palestina.
Rencana Obama ini sudah sejak lama disampaikan saat ia menyampaikan pidato dalam rangka memperbaiki citra buruk negaranya pasca invasi ke Irak dan Afghanistan di universitas Kairo, Juni tahun lalu.
Konferensi ini dibuka oleh Menteri Perdagangan A.S. Gary Locke. Dalam pidatonya, “Pertumbuhan kegiatan ekonomi dalam Negara-negara muslim sangat berpengaruh bagi kepentingan Amerika Serikat. Belum optimalnya pemberdayaan potensi ekonomi yang ada dalam Negara-negara muslim masih terus berlangsung hingga kini.”
Ia juga menambahkan, “Semakin tinggi pertumbuhan kekuatan ekonomi dunia dan bertambahnya kemakmuran di negara kami akan memicu pertumbuhan pasar global.
Dunia Islam memiliki lebih dari 1 miliar orang. Ini merupakan potensi besar yang belum diberdayakan optimal dalam geliat ekonomi global. Baik di bidang penyediaan barang, jasa pelayanan atau juga belum optimalnya pengembangan teknologi yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.”
Turut hadir dalam konferensi itu, Menteri luar Negeri AS Hillary Clinton dan Menteri Pendidikan Arne Duncan dan pejabat lainnya serta beberapa pengusaha dari Timur Tengah.
Ben Rhodes, Deputi penasehat keamanan nasional AS, menyampaikan bahwa Obama akan berbicara di depan Konferensi sebagai komitmennya untuk memperdalam komunikasi di dunia dengan mayoritas masyarakat Muslim.
Meski Obama memandang bahwa konferensi ini sebagai langkah positif dari apa yang pernah ia sampaikan pada kesempatan sebelumnya tahun lalu di Kairo, para pemerhati menilai Obama tidak akan lepas dari kebijaksanaannya dalam menangani isu-isu utama dunia Islam seperti Perdamaian Palestina, Nuklir Iran juga perang Irak dan Afghanistan.
Seorang pemerhati di Pusat Studi Strategi Internasional, “Tidak akan pernah tuntas apa yang dahulu dimaklumatkan Obama di Kairo hingga tuntas pula berbagai persoalan geopolitik yang utama. Dan ketuntasan ini dinilai pada kemampuan Obama dalam menangani berbagai persoalan besar itu bukan pada hostingan Obama untuk konferensi ini di Gedung Putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar