PARIS - Pihak berwenang Perancis menahan seorang pria Perancis-Maroko yang diduga menjadi kepala jaringan pendukung sel Al-Qaidah yang berencana mengirim pejuang untuk bertempur di Afghanistan, Irak dan wilayah konflik lainnya, dan sedang merencanakan serangan di Maroko, hari Kamis.
Tersangka, Ahmed Sahnouni, 40 tahun, ditangkap minggu lalu di pinggiran Paris dan telah dibawa ke hadapan jaksa, kata seorang pejabat di DCRI, agen kontraspionase Perancis. Pejabat, yang memberikan informasi ini berbicara dengan syarat anonim karena sifat dari pekerjaannya, mengatakan Sahnouni saat ini sedang diinterogasi.
Kantor Jaksa Penuntut Paris mengatakan mengajukan tuduhan awal terhadap Sahnouni dengan tuduhan "asosiasi kriminal untuk tujuan mempersiapkan aksi terorisme."Polisi Maroko mengatakan Sahnouni, lahir di Casablanca, mengepalai sebuah jaringan dari 24 tersangka teroris yang ditahan bulan lalu di Afrika Utara, di mana mereka diduga merencanakan serangan teror besar.
Dalam sebuah pernyataan yang luar biasa rinci, Departemen Dalam Negeri Maroko mengatakan jaringan tersebut merencanakan untuk membunuh "simbol-simbol negara" dan menyerang kepentingan asing di kerajaan negeri tersebut, menyerang tempat wisata dan sekutu-sekutu Barat yang kuat dalam memerangi terorisme.
Disebutkan, beberapa anggota jaringan itu tertangkap dalam perjalanan mereka ke Somalia di mana mereka berencana untuk bergabung dengan pejuang Islam disana. Sedang lainnya mempersiapkan kamp-kamp pelatihan untuk mendukung Al-Qaidah di Afrika Utara, kata pihak berwenang Maroko.
Polisi Prancis mengatakan Sahnouni ditangkap Jumat malam di Aubervilliers, wilayah kelas pekerja di pinggiran timurlaut Paris. Polisi menyita komputer, artikel Islam radikal dan foto pelatihan Sahnouni dengan senjata.
Pejabat pengadilan Prancis mengatakan, tersangka mengaku telah melakukan perjalanan ke berbagai negara-negara Arab, tetapi membantah memimpin sebuah sel teror.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar