KAIRO, Al-Azhar sebagai tempat belajar tertinggi di kalangan umat Islam Sunni, telah menolak usulan untuk mengganti azan di masjid dengan cahaya dari menara yang rencananya akan diterapkan di Marseille, kota terbesar kedua di Perancis, begitu menurut laporan harian Al-Doustor pada Senin kemarin.
"Azan menurut istilah agama adalah pengumuman bahwa waktu shalat telah datang," jelas Syekh Ali Abdel-Baqi, Sekretaris Jenderal Akademi Penelitian Islam Al-Azhar.
"Pengumuman seperti ini telah dicontohkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dengan cara khusus."
Tujuan utama Adzan adalah adalah untuk mengingatkan umat Islam bahwa waktu shalat telah tiba. Oleh karena itu seorang muazin diangkat sebagai petugas di masjid untuk memanggil jamaah dalam melaksanakan shalat lima kali sehari.
Tapi azan dengan cara seperti itu justru menjadi masalah tersendiri bagi banyak masyarakat muslim yang tinggal di negara-negara non-Muslim. Masalah tersebut memaksa sebagian umat Islam mencari cara lain dan salah satunya adalah apa yang direncanakan oleh umat Islam Perancis untuk mengganti azan dengan penggunaan cahaya dari menara.
Umat Islam di Perancis yang memiliki masjid besar di Marseille mengusulkan untuk menggunakan cahaya berwarna ungu dari menara-menara saat waktu shalat tiba.
"Tetapi sebenarnya azan dapat diserukan di dalam masjid saja untuk menghindari gangguan terhadap non-Muslim," kata Abdel-Baqi.
Al-Azhar secara resmi menasihati umat Islam untuk menghindari penggantian azan dengan cara apapun dalam melaksanakan ibadah shalat.
"Mereka harus mengadakan dialog dengan pihak berwenang di negara-negara mereka untuk meyakinkan tentang pentingnya azan."
Perancis adalah rumah bagi umat Islam yang hampir mencapai 7 juta jiwa. Umat Islam di Perancis adalah umat minoritas dengan jumlah terbesar di Eropa.
Di negara ini pernah terjadi perdebatan sengit mengenai pemakaian burka dan jilbab di sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum pada tahun 2004.
Sejak serangan 9 / 11, kaum minoritas muslim di Barat terus-menerus menghadapi masa-masa sulit dalam memenuhi kewajiban agama mereka.
Pada bulan November tahun lalu, negara Swiss yang didukung oleh sayap kanan Swiss People mengeluarkan larangan pembangunan menara-menara masjid di negara tersebut.
Di denmark, rencana untuk membangun dua masjid di ibukota Kopenhagen untuk melayani komunitas Muslim menghadapi perlawanan sengit dari pemerintah.
Di Australia umat Islam juga menghadapi perlawanan dari pemerintah dalam usaha membangun masjid dan sekolah untuk melayani komunitas mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar