MARJAH - Lebih dari 2000 marinir Amerika dan sekitar 1000 tentara Afghan yang menyerbu kota Taliban di Marjah sebagai bagian dari serangan besar NATO terhadap Taliban akan tinggal selama beberapa bulan di kota tersebut untuk memastikan kota ini benar-benar dibawah kendali NATO.
Sementara itu, Taliban kembali melakukan serangan dengan menghantam konvoi perbekalan NATO yang keluar masuk Marjah menggunakan bom pinggir jalan, kata Marinir hari Ahad. Empat konvoi telah diserang dalam dua hari terakhir.
Dua batalion marinir Amerika dan pasukan Afghan yang menjadi rekan mereka akan tetap di tempatkan di Marjah untuk membantu strategi NATO "bersihkan, kendalikan, bangun". Strategi ini menyerukan tentara Barat untuk membersihkan Marjah dari Taliban, bangun pemerintahan dan lakukan layanan publik kepada masyarat untuk memenangkan hati masyarakat, kata komandan NATO.
Pada hari Ahad, 1000 marinir dari batalion ke3, resimen marinir ke6 membangun benteng posisi di bagian utara dan barat kota Marjah untuk membangun pasukan kecil didalam kota (garrison) atau yang dikenal sebagai Forward Operating Base, kata Kapten Joshua Winfrey, selaku kepala Lima Company.
Batalion lainnya juga sedang melakukan hal yang sama di Marjah selatan, kata Winfrey. Sekitar 1000 tentara Afghan menemani batalion marinir tersebut. Dan juga sekitar 900 polisi militer Afghanistan akan siap untuk berpatroli di Marjah.
Serangan Marjah ini adalah operasi militer terbesar militer sejak invasi Amerika yang dimulai tahun 2001. Ini juga merupakan test besar pertama bagi NATO setelah strategi presiden Barrack Obama meminta tambahan 30,000 lagi pasukan Amerika baru untuk menghadapi kekuatan Taliban.
Namun Taliban juga tidak hanya diam saja, serangan terhadap konvoi perbekalan NATO beberapa hari lalu yang keluar masuk Marjah menunjukkan mereka belum bisa dipukul mundur walaupun dikabarkan oleh media-media Barat bahwa Taliban telah kehilangan kontrol di Marjah.
Sebagai bukti Taliban jauh dari terkalahkan adalah, ketika sebuah tim pembom pada Jum'at lalu berhasil melakukan aksi di jantung ibukota Kabul, menewaskan 16 orang di sebuah hotel yang dihuni orang-orang asing. Separuh dari yang tewas tersebut adalah warga asing. Serangan ini mengingatkan jika Taliban masih mempunyai kemampuan melakukan serangan bahkan didalam ibukota yang dijaga dengan sangat ketat.
Pada hari Ahadnya, tiga komandan tinggi kepolisian mengundurkan diri karena gagal mencegah serangan didalam ibukota.
"Kami adalah orang-orang yang bertanggunjawab atas serangan yang terjadi di Kabul, kami gagal memberikan keamanan dan kami tidak ingin bertanggungjawab lagi terhadap kematian orang lain", kata Jenderal Abdul Ghafar Sayedzada, kepala unit investigasi kriminal kota Kabul.
Di pusat propinsi Zabul, pasukan gabungan Afghan dan internasional terlibat baku tembak dengan Taliban di distrik Khaki Afghan. Seorang tentara Afghan tewas dan seorang lagi terluka setelah kendaraan mereka menghantam bom pinggir jalan di dekat ibukota propinsi Qalat, hari Ahad. Juga dua tentara Afghan tewas pada Sabtu harinya setelah terkena ledakan bom di dekat Lashkar Gah, ibukota propinsi Helmand, kata Kementrian Pertahanan dalam statemennya.
Intinya, Taliban Afghanistan yang saat ini tergabung dalam Imarah Islam Afghanistan belum terkalahkan dan masih mampu melakukan serangan-serangan terkoordinasi baik. Perang ini akan berlangsung lama, kecuali pasukan Barat menarik diri mereka dari Afghanistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar