Duta Besar Philipina untuk Brunei, Badong Alexander Yano, yang juga merupakan mantan kepala staf angkatan bersenjata negara itu, membenarkan bahwa enam personil Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei (RBAF) akan bergabung dengan International Monitoring Team (IMT) yang dipimpin Malaysia bersama dengan tentara-tentara asing lainnya .
Laporan yang diterbitkan oleh Reuters mengatakan pasukan Malaysia akan bergabung dengan 20 tentara dari Brunei dan Libya yang pernah tinggal di Mindanao tahun lalu meskipun perundingan damai gagal dilaksanakan. Dua pekerja bantuan Jepang juga datang untuk bergabung dengan tim monitoring.
..partisipasi berkelanjutan Brunei dalam IMT untuk proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan MILF telah menyebabkan penurunan bentrokan senjata yang signifikan di Mindanao dan telah mencegah meningkatnya eskalasi permusuhan..Artikel diharian Bernama Malaysia juga menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Malaysia Dato 'Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan pada tanggal 21 Februari bahwa Malaysia telah diberi mandat untuk memimpin tim pemantau proses perdamaian yang terdiri dari kontingen Indonesia, Jepang, Qatar, Uni Eropa dan Brunei.
Tim akan memantau gencatan senjata antara pemerintah Philipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi perundingan perdamaian antara kedua belah pihak. Sejak tahun 2004, partisipasi berkelanjutan Brunei dalam IMT untuk proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan MILF telah menyebabkan penurunan bentrokan senjata yang signifikan di Mindanao dan telah mencegah meningkatnya eskalasi permusuhan. Misi sebelumnya diakhiri pada September 2008.
"Dengan pengerahan Tim Pemantau Internasional, perundingan damai sedang kembali ke jalur yang benar," kata Duta Besar Philipina Rafael Seguis, yang juga merupakan kepala panel perdamaian pemerintah setelah pasukan Malaysia tiba di pulau Mindanao Ahad (28/02) kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar