Situs Israel mengutip wawancara Mahmoud Al-Mabhuh, komandan Hamas yang dibunuh di Dubai, dengan stasiun televisi Al-Jazeera. Wawancara yang dilakukan setahun yang lalu itu, untuk pertamakalinya ditayangkan oleh stasiun televisi yang berbasis di Qatar.
Dalam wawancara itu Al-Mabhuh mengungkapkan pengalamannya melakukan operasi penculikan terhadap prajurit Israel. Pada tanggal 16 Februari 1989, dua anggota Hamas menculik seorang prajurit Israel-diduga bernama Avi Sasportas-yang sedang berjalan-jalan di dekat pos militer Israel. "Kami berpakaian seperti layaknya pemukim Yahudi dan mengenakan kippa di kepala kami seperti yang dikenakan para rabbi," kata Al-Mabhuh.
Lalu, kata Al-Mabhuh, rekannya dalam operasi itu yang biasa dipanggil "Abu Sihab" mengatakan bahwa "Kita melihat seorang tentara Israel". "Dia memberi insyarat pada kami di tepi jalan dan kami berhenti. Kami bertanya 'mau kemana?' dan tentara itu menjawab 'Ashkelon'. Dan kami mengajaknya untuk menumpang ke mobil kami," tutur Al-Mabhuh dalam wawancara itu.
Ia melanjutkan, sesuai rencana, para penculik membawa prajurit Israel itu sejauh tiga kilometer sebelum menembaknya sebanyak dua kali di bagian muka dengan pistol. Keesokan harinya, jenazah prajurit Israel itu dimakamkan.
Tapi pihak Israel baru menemukan mayat yang mereka sebut mayat Avi Sasportas, setelah 81 hari melakukan pencarian dengan mengerahkan ribuan polisi, tentara dan tenaga relawan. Mayat Sasportas ditemukan tepatnya pada bulan Mei 1989 di sebuah lapangan terbuka dekat persimpangan jalan tempat prajurit Israel itu diduga diculik. Sejak itu, Israel menuding Al-Mabhuh sebagai dalang penculikan dan pembunuhan Sasportas.
Dalam wawancara di Al-Jazeera, Al-Mabhuh mengatakan bahwa tujuannya menculik prajurit Israel adalah membebaskan saudara-saudaranya yang berada di penjara Israel serta menggeser perang ke wilayah perbatasan 1948 untuk mempermalukan Israel. "Persiapannya tidak gampang dan membutuhkan waktu satu bulan. Kami harus menggali tanah di sebuah perkebunan yang akan digunakan sebagai tempat untuk menawan tentara-tentara Israel yang akan kami culik," ungkap Al-Mabhuh.
Situs Israel menyebutkan, Al-Jazeera menayangkan wawancara itu sebagai tayangan terakhir dari serial yang menceritakan tentang "Unit 101" Hamas. Unit itu didirikan oleh Al-Mabhuh dan salah seorang rekannya atas perintah pemimpin senior Hamas, Salah Sahade. Misi dari unit itu adalah menculik prajurit Israel yang akan digunakan untuk menekan Israel agar membebaskan para tahanan Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar