Israel telah menyetujui pembangunan ribuan unit rumah baru pemukiman ilegal di Yerusalem Timur atau al-Quds di tengah laporan tentang pimpinan dimulainya kembali perundingan antara Tel Aviv dan Fatah.
Israel pada hari Selasa menyetujui pembangunan 1.600 rumah pemukim liar baru di Yerusalem timur, pengumuman ini bertepatan dengan pertemuan pejabat tinggi Israel dengan wakil presiden Amerika Joe Biden.
Cetak biru untuk pembangunan di daerah Ramat Shlomo, yang kemukakan oleh Kementerian Dalam Negeri Israel, dapat dilaksanakan setelah 60 hari periode peninjauan, demikian ketrangan juru bicara Kementrian dalam negeri Orbach Efrat, pada hari kedua kunjungan wakil Presiden AS Joe Biden.
"Ini adalah keputusan berbahaya dan akan menghambat negosiasi," jurubicara Otoritas Palestina Nabil Abu Rudeina kepada AFP.
"Kami menganggap keputusan untuk membangun pemukiman liar di Yerusalem timur sebagai penilaian kami bahwa upaya Amerika telah gagal bahkan sebelum perundingan dimulai."
Biden sebelumnya berjanji bahwa Washington berkomitmen terhadap keamanan Israel.
"Kemajuan di Timur Tengah terjadi ketika semua orang tahu ada tidak ruang antara Amerika Serikat dan Israel. Tidak ada ruang antara Amerika Serikat dan Israel bila menyangkut keamanan Israel," tegasnya setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri zionis Yahudi Benjamin Netanyahu di Yerusalem.
Israel merebut Al-Quds bersama dengan Tepi Barat dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar