Ammar bin Usman Sovie bukan teroris tapi mujahid, spanduk itu menyambut datangnya jenazah Dulmatin yang tiba di rumah pada pukul 03:00 WIB hari Jum'at. Datangnya ambulan dari RS Polri Kramat Jati ini disambut ratusan pelayat dengan pekikan takbir. Jenazah Dulmatin atau Ammar atau Joko Pitono ini dibawa keluar dari RS Polri Kramat Jati pada pukul 20:45 WIB hari Kamis.
Begitu jenazah tiba di rumah orang tua Dulmatin yang berada persis didepan pasar Petarukan Pemalang, peti langsung diusung oleh para pelayat dan dimasukkan kedalam rumah sekaligus toko yang bercat hijau tersebut.
Setelah peti jenazah dibuka dan keluarga menyaksikan kondisi jenasah, kemudian keluarga memperbolehkan para pelayat yang mayoritas laki-laki untuk melihat keadaan jenazah. Para wartawan tidak diperbolehkan mengambil gambar jenazah kecuali dari MuslimDaily.
Para pelayat yang datang kebanyakan berasal dari kota Solo, Pekalongan, Semarang, Kudus dan beberapa kota terdekat lainnya. Bahkan ba'da subuh ini aliran mobil pelayat mulai tambah berdatangan.
Rencananya jenazah akan dikuburkan pada pukul 8 pagi ini dipemakaman desa. Tanggapan dari warga sekitar sama sekali tidak mempermasalahkan jenazah Dulmatin dikuburkan di desa setempat. Aneh memang, biasanya jika ada "teroris" yang mati maka suara-suara penolakan penguburan santer terdengar, tapi kenapa yang ini tidak? Apa karena dia dihargai 10 juta dolar, sehingga sekarang tidak perlu repot-repot membuat propaganda penolakan penguburan? Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar